Kamis, 28 Februari 2013

Menggagas Homeshooling di Perumahan Griya Cilebut Indah



Sekolah berbasis Al Qur'an dan Hadits untuk anak usia dini 4-13 tahun dididik berkarakter Mu'min



Menyelenggarakan pendidikan mengadopsi petunjuk Nabi Besar Muhammad SAW melalui sunnah-sunnahnya.
Kebijakan pendidikan sesuai syariat Islam.
Semua materi diperuntukkan bagi kebutuhan anak di usia emas / golden age (0-13) tahun. Di usia ini anak akan sangat membutuhkan pendidikan karakter serta memaksimalkan kapasitas dan kecerdasan otak.

Kami ingin mempersiapkan anak memiliki mental, fisik, wawasan, pemikiran yang matang walau usia masih belia. Dengan memegang teguh prinsip dan ajaran Islam InsyaAlloh mereka akan menjadi pemimpin di usia muda.

Siapa yang tidak ingin memiliki anak seperti Imam Syafi'i, seorang ulama besar, beliau ahli di bidang hukum Islam. Atau Ibnu Sina Bapak Kedokteran dunia. Atau juga Thariq bin Ziyad sang penakluk Eropa. Mereka semua gemilang di usia belasan tahun.

Untuk menjadikan anak Anda bisa seperti contoh tersebut bukan lagi hal yang mustahil. Karena hal itu bisa dan harus ditempuh oleh setiap orang tua yang mengaku MU'MIN

Jangan ragu untuk perbaikan selama itu tetap bersumber dari Al-Qur'an dan As-sunnah

Target Islamic Homeschooling:
1. Berkepribadian Mukmin
2. Hafal Al-Qur'an (min 10 juz)
3. Menguasai bahasa arab (min 5300 kosa kata)
4. Menguasai bahasa arab Al-Qur'an
5. Menguasai matematika setara SLTA
6. Menguasai berbagai program komputer




Obat Lelah Mujarab




Tiga pekan memberikan seminar dan training setiap hari tiada henti, berpindah-pindah propinsi ternyata menguras energi. Walau istirahat cukup dan makan teratur, kejenuhan tetap tak bisa dihindari. Untuk mengurangi lelah dan kejenuhan di beberapa tempat (Bali, Bandung, Surabaya dan Bogor) saya mengajak istri dan anak ke tempat training.
Guru saya berkata, “Berhati-hatilah saat kau lelah, karena iman biasanya sedang lemah dan kau akan mudah marah. Bila kau sudah cukup istirahat dan makan teratur masih juga lelah, itu pertanda lelahmu berasal dari relung hatimu. Obatnya adalah menangis, mengadu kepada-Nya, dan bercengkerama dengan orang-orang yang kau cinta.”
Menangis sudah sering saya lakukan, terutama saat rindu membuncah teringat dua anak saya yang sedang merantau di Jerman. Bukan hanya itu, tiba-tiba saya juga sering menangis tersedu karena merindukan memeluk sang Nabi, mungkinkah? Oh rinduku yang ini, rindu tiada bertepi. Antara harapan dan kekhawatiran bercampur menjadi satu. Mungkinkah Sang Maha Tahu mengizinkan saya memeluk kekasih-Nya? Mungkinkah amal kebaikan saya cukup untuk membeli tiket berjumpa dengan sang Nabi, memeluknya sepuas hati.
Mengadu kepada-Nya sering saya lakukan di setiap kesempatan. Baik itu sebelum subuh, saat terbang di atas pesawat, ataupun saat sendiri di kamar hotel. Mengadu kepada-Nya tak mengenal tempat dan tak mengenal waktu. Karena Dia memang sebaik-baik tempat mengadu.
Senin malam (25 Februari 2013) adalah puncak lelahku. Saat itulah saya meminta pihak hotel tempat saya menginap untuk mencarikan tukang pijat terbaik di Balikpapan. Usai dipijat lelaki asal Madiun, saya tidur sangat nyenyak. Namun usai memberikan training sesi pertama di Pama Persada, keesokan harinya, lelah kembali datang.
Pulang dari Balikpapan saya putuskan terbang ke Lampung, ingin bercengkerama dengan orang tua, kakak dan adik saya. Ternyata, obat ini benar-benar mujarab. Setelah bercengkerama dan makan malam bersama dengan masakan khas ibunda, lelah itu benar-benar sirna.
Dini hari tadi, bangun tidur dalam keadaan fresh. Setelah bermunajat kepada-Nya, saya bersama adik dan ipar saya menonton Barcelona – Real Madrid di televisi. Walau “jagoan” saya el Barca kalah 1-3, yang terpenting bagi saya adalah lelah itu telah pergi dan siap beraktivitas dengan full energi.
Pelukan, masakan dan obrolan dengan orang tua serta saudara itu terbukti mengusir lelah, memulihkan energi dan semangat, mengisi relung-relung hati yang hampa. Cobalah…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Nasehat Orang Tua


Nasehat Orang Tua



Untuk mendapat suntikan energi sekaligus mohon doa untuk penerbitan buku saya yang keenam berjudul “ON”, saya pulang kampung. Buku yang boleh jadi judulnya paling pendek di dunia ini, sekarang sedang proses penerbitan di Mizan. Selain mendapat doa restu, saya juga mendapat nasehat dari orang tua saya.
Nasehat pertama, jangan pernah membawa uang haram ke rumah walau satu rupiah. “Ketahuilah anakku, setiap makanan haram yang masuk ke dalam tubuhmu, itu membuat ibadahmu tidak diterima selama 40 hari. Barang yang haram juga akan membuat doamu tak di dengar apalagi dikabulkan oleh Tuhanmu.”
Mendengar nasehat ini, saya teringat saat sekolah dulu. Guru pelajaran biologi saya menjelaskan bahwa setiap 40 hari, sel-sel manusia diganti oleh sel-sel yang baru. Kualitas sel yang baru sangat ditentukan oleh kualitas makanan yang kita makan pada saat itu. Apabila sel itu kita beri makan yang haram maka selama 40 hari ke depan kita cenderung melakukan yang negatif.
Apabila kita sulit menerima nasehat, sombong, mudah marah, mudah tersinggung, malas, dengki, serakah dan sejenisnya, segera introspeksilah. Jangan-jangan sebelumnya kita mengkonsumsi sesuatu yang haram, sesuatu yang bukan hak kita, sesuatu yang dilarang oleh Sang Pencipta.
Nasehat kedua, perbanyaklah sujud sebelum subuh. “Anakku, bila kau sering merendahkan diri di hadapan Allah dengan cara bersujud, maka Allah akan mengangkat derajatmu di tengah keramaian. Bangun pagi sebelum subuh itu melatih disiplinmu. Mengapa? Karena kau rela bangun padahal saat itu adalah saat yang nikmat untuk terlelap.”
“Orang-orang yang rela bangun pagi sebelum subuh itu sangat menghargai waktu. Di siang hari, ia juga akan merasa rugi bila kehilangan waktu. Maka saat berjanji ia akan datang atau hadir tepat waktu. Saat berhutang ia akan membayar sesuai janji. Kau akan menjadi orang yang sering lalai bila enggan bangun sebelum subuh.”
Mungkin bagi Anda, nasehat ini terdengar biasa. Tetapi bagi saya itu sangat berarti karena disampaikan dengan penuh cinta. Nasehat itu disampaikan saat kami sedang makan bersama dengan masakan khas ibunda tercinta. Nasehat itu begitu nikmat sebagaimana nikmatnya masakan ibu saya.
Wahai bapak dan ibuku, jangan lupa doa untuk anakmu agar buku “ON” laris manis. Sesuai nasehatmu, buku itu sudah saya tulis dengan sel-sel di tubuh dalam kondisi bersih tanpa pernah memakan uang haram. Dan bukan hanya itu, sebagian isi buku “ON” saya tulis usai sujud sebelum subuh. Tanpa nasehat dan doamu, aku hanyalah seonggok daging murahan. I Love you, bapak dan ibuku…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Selasa, 26 Februari 2013

Merintis Membangun RTA Al Fath

Karena belum memiliki ruang kelas sendiri maka kami memulai RTA Al Fath dirumah salah satu warga yang belum ditempati.








Kegiatan RTA Al Fath

Foto Kegiatan Belajar






Rencana Pembangunan Rumah Tahfidz Al Quran

Rencana Pembangunan
Membutuhkan Dana kurang lebih Rp. 10 juta, masih menantikan donatur dan infak warga sekitar Rumah Tahfidz Al Quran


Perkenalan RTA Al Fath

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….” (QS. At-Tahriim ayat 6)

 “Jika manusia telah meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal, yakni shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya.” (HR. Muslim)

Kegiatan RTA Al Fath