Kamis, 28 Februari 2013

Obat Lelah Mujarab




Tiga pekan memberikan seminar dan training setiap hari tiada henti, berpindah-pindah propinsi ternyata menguras energi. Walau istirahat cukup dan makan teratur, kejenuhan tetap tak bisa dihindari. Untuk mengurangi lelah dan kejenuhan di beberapa tempat (Bali, Bandung, Surabaya dan Bogor) saya mengajak istri dan anak ke tempat training.
Guru saya berkata, “Berhati-hatilah saat kau lelah, karena iman biasanya sedang lemah dan kau akan mudah marah. Bila kau sudah cukup istirahat dan makan teratur masih juga lelah, itu pertanda lelahmu berasal dari relung hatimu. Obatnya adalah menangis, mengadu kepada-Nya, dan bercengkerama dengan orang-orang yang kau cinta.”
Menangis sudah sering saya lakukan, terutama saat rindu membuncah teringat dua anak saya yang sedang merantau di Jerman. Bukan hanya itu, tiba-tiba saya juga sering menangis tersedu karena merindukan memeluk sang Nabi, mungkinkah? Oh rinduku yang ini, rindu tiada bertepi. Antara harapan dan kekhawatiran bercampur menjadi satu. Mungkinkah Sang Maha Tahu mengizinkan saya memeluk kekasih-Nya? Mungkinkah amal kebaikan saya cukup untuk membeli tiket berjumpa dengan sang Nabi, memeluknya sepuas hati.
Mengadu kepada-Nya sering saya lakukan di setiap kesempatan. Baik itu sebelum subuh, saat terbang di atas pesawat, ataupun saat sendiri di kamar hotel. Mengadu kepada-Nya tak mengenal tempat dan tak mengenal waktu. Karena Dia memang sebaik-baik tempat mengadu.
Senin malam (25 Februari 2013) adalah puncak lelahku. Saat itulah saya meminta pihak hotel tempat saya menginap untuk mencarikan tukang pijat terbaik di Balikpapan. Usai dipijat lelaki asal Madiun, saya tidur sangat nyenyak. Namun usai memberikan training sesi pertama di Pama Persada, keesokan harinya, lelah kembali datang.
Pulang dari Balikpapan saya putuskan terbang ke Lampung, ingin bercengkerama dengan orang tua, kakak dan adik saya. Ternyata, obat ini benar-benar mujarab. Setelah bercengkerama dan makan malam bersama dengan masakan khas ibunda, lelah itu benar-benar sirna.
Dini hari tadi, bangun tidur dalam keadaan fresh. Setelah bermunajat kepada-Nya, saya bersama adik dan ipar saya menonton Barcelona – Real Madrid di televisi. Walau “jagoan” saya el Barca kalah 1-3, yang terpenting bagi saya adalah lelah itu telah pergi dan siap beraktivitas dengan full energi.
Pelukan, masakan dan obrolan dengan orang tua serta saudara itu terbukti mengusir lelah, memulihkan energi dan semangat, mengisi relung-relung hati yang hampa. Cobalah…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar